Sedang ramai jargon atau tagline pembenaran bahwa orang jahat lahir dari orang baik yang tersakiti. Apalagi diviralkan melalui film hollywood. Banyak pengamat film menilai film ini dapat mempengaruhi kondisi psikologis penontonnya.
Jargon ini sebenarnya tidak bisa dibenarkan dan tidak bisa dijadikan pembenaran untuk melakukan tindak kejahatan atau kezaliman. Apalagi jika ditimbang dalam hukum syariat Islam.
Di dalam Islam diajarkan untuk bersabar atas setiap kezaliman yang menimpa kita. Musibah yang menimpa kita haruslah menjadi pendorong kita untuk lebih memperbaiki diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah serta meningkatkan amal ibadah dan amal kebajikan. Umat Islam menganggap setiap kezaliman yang menimpa kita adalah karena maraknya perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukan kita dan atau orang di sekitar kita. Ini adalah sebagai peringatan bagi kaum muslimin yang beriman dan azab (sebagian azab) bagi para pendosa dan pelaku maksiat.
Tidak ada kata untuk membalas dendam atau berbuat jahat. Jika memang kezaliman bisa diselesaikan melalui jalur hukum syariat atau hukum apa saja yang berlaku, maka hal inilah yang seharusnya bisa diperjuangkan jika kita merasa dizalimi. Semua permasalahan kezaliman harus diselesaikan atas asas keadilan.
Jadi bisa dikatakan bahwa manusia memiliki pilihan-pilihan dalam hidupnya. Ketika seorang manusia dizalimi maka dia bisa memilih untuk berbuat jahat juga (membalas dendam/menimpakan/melampiaskan kejahatan pada orang lain yang lemah) sehingga siklus kezaliman akan terus berputar.
Atau dia bisa memilih untuk bersabar dan membalas kezaliman dengan kebajikan sehingga dia bisa memutus siklus kejahatan dan merubahnya jadi siklus kebajikan.
Sebagai muslim kita harus percaya bahwa setiap amal ibadah yang kita lakukan akan melindungi kita dari perbuatan maksiat. Khususnya sholat. Disebutkan dalam Al Quran bahwa sholat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Dari sini bisa dikatakan bahwa sebagai seorang muslim kita beruntung karena ada jaminan dari Allah jika kita menjaga dan menegakkan sholat, hal ini bisa mencegah kita dari kezaliman.
Untuk itu haruslah kita perjuangkan agar kita senantiasa menegakkan sholat. Untuk muslim laki-laki diupayakan sholat 5 waktu tepat waktu berjamaah di masjid. Untuk muslimah mengutamakan sholat 5 waktu tepat waktu di rumah-rumah mereka. Selain itu perlu disemarakkan sholat-sholat sunnah, seperti tahajjud, dhuha, sunnah rawatib, dll.
Semua ini dalam rangka mencegah perbuatan keji dan mungkar, baik yang akan menimpa kita ataupun yang berasal dari tangan kita sendiri. Ini adalah salah satu kontribusi umat Islam bagi penyebaran amal sholeh dan kebajikan. Atau dengan kata lain, dengan menegakkan sholat kita sebagai muslim berperan dalam penyebaran kebajikan di muka bumi ini.
Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. (QS. Al -'Ankabut : 45)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang tafsir ayat ini, “Maksudnya, shalat itu mencakup dua hal: (pertama) meninggalkan berbagai kekejian dan kemungkaran dimana menjaga sholat dapat membawa kepada sikap meninggalkan hal-hal tersebut... (kedua) sholat mencakup pula upaya mengingat Allâh Azza wa Jalla . Itulah tuntutan yang paling besar.”
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata, “Sholat dikatakan dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar ialah bahwa seorang hamba yang mendirikan sholat, menyempurnakan rukun-rukunnya, syarat-syaratnya, khusyu’nya, maka hatinya akan bercahaya, dadanya akan menjadi bersih, imannya akan bertambah, dan bertambah kecintaannya kepada kebaikan, dan menjadi sedikit bahkan hilanglah keinginannya terhadap kejelekan. Yang terpenting, terus melakukannya dan menjaganya menurut cara seperti ini, maka sholat (yang dilakukannya itu) dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan ini termasuk tujuan dan buah yang paling besar dari sholat. Dan di dalam sholat ada maksud yang lebih agung dan lebih besar, yaitu kandungan sholat itu sendiri, berupa dzikir (mengingat) kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala dengan hati, lisan dan anggota badan. Karena sungguh Allâh Azza wa Jalla menciptakan makhluk hanya untuk beribadah kepada Allâh Azza wa Jalla . Dan ibadah yang paling utama dilakukan oleh manusia adalah sholat.
Di dalam sholat terdapat penghambaan seluruh anggota badan (kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala ) yang tidak terdapat pada selain shalat. Oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
dan mengingat Allâh lebih besar (keutamaannya)
[ https://almanhaj.or.id/6747-shalat-mencegah-perbuatan-keji-dan-munkar-dan-mengingat-allah-lebih-besar.html ]