Seperti diketahui seluruh tubuh wanita adalah aurat (kecuali muka dan telapak tangan). Karenanya wanita menjadi rentan terhadap eksploitasi seksual kaum lelaki sehingga seluruh potensi yang mengarah kepada hal itu perlu ditutup rapat.
Selain itu jilbab atau hijab juga digunakan sebagai pembeda antara wanita yang merdeka dengan budak (di era perbudakan masih ada).
Serta banyak faedah-faedah lain dari jilbab dan hijab sesuai yang diinfokan dalam Al Quran dan Hadis, dan juga masih banyak lagi faedah lain yang hanyalah Allah Yang Maha Tahu.
Jilbab atau hijab, jika digunakan dengan benar atau sesuai syar'i maka akan menjadi solusi efektif dalam menutupi potensi maksiat.
Namun demikian, di era ini kita melihat banyak sekali variasi penggunaan hijab atau jilbab. Fashion wanita menjadi suatu komoditas bisnis fashion yang menjanjikan. Sampai-sampai hijab dan jilbab pun dieksploitasi sehingga bisa diarahkan sesuai tren fashion kekinian dan selera masing-masing kaum hawa.
Padahal di dalam Islam telah ditentukan seperti apa jilbab atau hijab yang sesuai syar'i. Selama ini banyak orang hanya sekedar tahu ketentuan umum jilbab atau hijab yakni pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Dengan penafsiran berdasarkan keawaman atau akal dan rasio serta selera masing-masing maka diterjemahkanlah ketentuan umum ini dalam jilbab-jilbab kekinian.
Mereka belum mempertimbangkan bahwa sebenarnya terdapat ketentuan yang lebih spesifik mengenai jilbab atau hijab ini yakni mengenai bahannya, kelonggarannya, sampai sejauh mana menutupi tubuh, cadar dan tidak bercadar, dan lain-lain.
Jadi janganlah berjilbab hanya sekedar berjilbab tanpa mempertimbangakan ketentuan deatail syariat. Akhirnya yang ada malah sebenarnya bukan jilbab tapi jilboob. Jangan sampai upaya mencari pahala dengan berjilbab malah menjadi sia-sia atau malah menjadi sarana terbukanya pintu maksiat.
Secara sederhana, suatu jilbab atau hijab dapat dikatakan sudah memenuhi syar'i jika jilbab atau hijab itu dapat dipakai shalat. Ya, itu saja secara simpel.
Namun apakah semua wanita muslimah siap melakukannya. Berhubung beberapa muslimah ketika diingatkan atau didakwahi mereka justru menolak. Ironis. Ya ini pada akhirnya dikembalikan kepada tingkat keimanan dan ketakwaan masing-masing. WAllahu a'lam bis Showab.