Dalam buku karya Carmine Gallo: Rahasia Presentasi Steve Jobs, diuraikan secara sederhana teknik-teknik presentasi sang maestro, dimana terdiri dari 3 unsur: Menciptakan Cerita, Menciptakan Pengalaman, dan terakhir Memoles dan Melatih Diri. Silakan disimak.
- Menciptakan Cerita Sebagian besar presenter tidak terlalu memperhatikan alunan cerita dalam presentasi mereka. Inilah yang membedakan Steve Jobs dengan komunikator lainnya. Steve menciptakan alur cerita (plot) dengan merencanakannya secara efektif, mengembangkan pesan-pesan dan kepala berita yang menggugah, dan memperkenalkan musuh dan pahlawan untuk menciptakan drama yang memikat dan sangat sayang untuk dilewatkan pementasannya.
- Merencanakan dalam Bentuk Analog Steve Jobs memvisualisasikan dan merencanakan konsep presentasi secara matang sebelum menyampaikannya pada audiens. Layaknya sutradara film, dia merancang alur cerita dan terlibat dalam setiap detail perencanaan presentasi, seperti menulis kalimat penjelasan, menciptakan slide, mempraktikkan demo, dan memastikan pencahayaannya tepat. Tahap perencanaan adalah bagian yang membutuhkan konsentrasi lebih banyak dibandingkan penyusunan slide. Gambaran kasar dan ide-ide perlu dituangkan terlebih dahulu di atas kertas atau whiteboard. Lalu dipilah-pilah, dikelompokkan dan disusun hingga tercipta sebuah alur cerita yang hidup. Setidaknya ada 9 elemen yang perlu dikombinasikan untuk menciptakan sebuah cerita presentasi yang memukau yaitu: headline, pernyataan penuh gairah, tiga pesan kunci yang mudah dipahami audiens, metafora dan analogi, demonstrasi, partner, kesaksian dari pelanggan, klip, video, dan prop.
- Menjawab Satu Pertanyaan yang Paling Penting Setiap presentasi harus bisa memberikan jawaban paling penting yang selalu ditanyakan oleh para pendengar, "Apa pentingnya buat saya?" Jika presenter tidak dapat menjawab pertanyaan ini dengan baik, audiens tidak akan memperhatikan. Untuk itu perlu ditanyakan pada diri sendiri terlebih dahulu sebelum memulai sebuah presentasi yang penting, "Mengapa audiens harus peduli pada gagasan/informasi/produk/jasa ini?". Jawaban mengenai ini harus bisa dijawab, dimana hal inilah yang akan menjadi fokus presentasi. Apabila pertanyaan audiens terjawab mengenai manfaat produk bagi mereka, maka mereka akan membawanya pulang ke rumah, dan bahkan menceritakan pada teman-temannya mengenai produk yang ditawarkan. Selebihnya, jawaban ini perlu dikemas dengan baik. Hilangkan istilah-istilah teknis dan jargon demi meningkatkan kejernihan pesan presentasi. Ulangi paling tidak dua kali dalam presentasi untuk menguatkan pesan di benak para audiens, dan pastikan hal ini konsisten di semua elemen pemasaran produk yang lain seperti halaman website dan press relese.
- Mengembangkan Sebuah Misi Tujuan Sebuah tujuan presentasi yang luar bisa, tidaklah bertujuan pada materi. Steve Jobs merasa memiliki misi yang besar mengenai pekerjaanya di Apple yaitu untuk mengubah dunia. Dan dia sangat mencintai pekerjaannya di Apple ini. "Anda harus menemukan apa yang Anda cintai. Pekerjaan Anda akan mengisi sebagian besar hidup Anda, dan satu-satunya cara untuk benar-benar puas adalah dengan melakukan apa yang Anda yakini sebagai maha karya. Dan satu-satunya cara untuk membuat maha karya adalah dengan mencintai yang Anda kerjakan. Jika Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan berdiam diri." (Steve Jobs) Inilah kuncinya, sebuah tujuan yang tulus dan konsisten dalam berkarya. Itulah karenanya Steve Jobs tampil dengan penuh antusiasme, gairah, dan energi. Dengan demikian, perlu kita gali gairah sejati kita. Satu pertanyaan yang perlu ditanyakan kepada diri sendiri adalah, "Apa yang sebenarnya saya jual?" Produk yang Anda tawarkan tidaklah penting. Tetapi yang penting adalah apa yang dapat dilakukan produk tersebut untuk meningkatkan kualitas kehidupan pelanggan Anda. Yang Anda jual adalah mimpi untuk memperoleh hidup yang lebih baik. Dan Andalah yang akan berperan dalam mewujudkan mimpi-mimpi para pelanggan Anda.
- Menciptakan Headline Mirip Twitter Situs jejaring sosial banyak mengubah cara manusia melakukan komunikasi. Termasuk juga dalam komunikasi bisnis. Penyusunan karakter huruf kepala berita yang semakin terbatas, yaitu sekitar 140 karakter, menuntut Anda untuk bisa menyampaikan gagasan secara lebih kreatif dan persuasif. Kita bisa melihat beberapa contoh yang dilakukan Steve Jobs: Apple reinvents the phone (Apple menemukan kembali telpon) iPod, one thousand songs in your pocket (iPod, seribu lagu dalam saku Anda) MacBook Air, notebook paling tipis sedunia Hal yang menjadi syarat agar sebuah headline menjadi menarik adalah singkat, spesifik, dan menawarkan manfaat personal. Secara konsisten, headline ini perlu diulangi dalam pembicaraan dan materi pemasaran seperti slide, brosur, kolateral, press release, dan website. Hal yang perlu selalu diingat yaitu headline adalah sebuah pernyataan yang menawarkan sebuah visi masa depan yang lebih baik kepada audiens. Pernyataan ini bukan mengenai Anda, tetapi mengenai mereka.
- Menggambar Peta Perjalanan Penyajian presentasi harus dibuat sesederhana mungkin dan sesedikit mungkin. Steve Jobs selalu taat pada aturan presentasi "aturan tiga". Dengan jumlah pengkategorian yang lebih sedikit akan membuat materi lebih mudah masuk ke dalam benak audiens. Jobs menggambarkan peta perjalanan verbal untuk audiensnya, sebuah kilasan dari atraksi yang akan menjelang. Biasanya peta perjalanan ini diberi kerangka dalam kelompok tiga: sebuah presentasi dapat dibagi menjadi tiga adegan, sebuah deskripsi produk dapat dipecah menjadi tiga fitur, dan sebuah demonstrasi produk dapat dibagi menjadi tiga bagian. Kita bisa melihatnya dalam salah satu presentasi Steve Jobs pada 9 Januari 2007, dimana dia memperkenalkan headline, "Apple menemukan kembali telpon" untuk pertama kalinya kepada publik. Namun sebelum menyampaikan headline itu, Jobs menyampaikan sebuah materi pembuka yang mengikuti prinsip "aturan tiga" ini. Jobs mengatakan kepada audiens bahwa Apple memperkenalkan tiga produk baru yang revolusioner. Produk yang pertama dia sebut sebagai iPod layar lebar. Produk keduanya ia sebut sebagai ponsel yang revolusioner. Dan yang ketiga, sebuah terobosan baru dalam perangkat komunikasi internet. Jobs lalu mengulanginya terus, "Jadi, tiga hal: Sebuah iPod layar lebar dengan kontrol sentuh, sebuah ponsel revolusioner, dan sebuah terobosan dalam perangkat komunikasi internet. Sebuah iPod, sebuah ponsel, dan sebuah komunikator internet. Sebuah iPod, sebuah telepon...Anda mengerti? Ketiganya bukan perangkat yang terpisah-pisah. Ini adalah satu perangkat, dan kami menyebutnya iPhone." Audiens berteriak histeris mendengar kejutan tidak terduga dari sang maestro ini. Dan Jobs semakin memantapakan Apple sebagai perusahaan paling inovatif di dunia dengan memperkenalkan sebuah handphone yang tidak lagi menggunakan tombol permanen, tetapi menggunakan touch screen. Selain dalam presentasi pengenalan produk iPhone, kita bisa melihat juga komitmen Steve Jobs untuk taat dalam "aturan tiga" ini dalam presentasinya yang lain.
- Memperkenalkan Tokoh Antagonis Setiap presentasi Steve Jobs memperkenalkan satu musuh bersama yang harus dilawan bersama-sama para audiens. Dalam setiap cerita klasik, sang pahlawan memerangi penjahat. Konsep cerita klasik ini juga berlaku bagi presentasi-presentasi kelas dunia. Steve Jobs mengadopsi konsep ini dengan melibatkan suatu cerita yang lengkap dengan memperkenalkan seorang tokoh antagonis, sebuah masalah, atau musuh dimana diperlukan sebuah solusi untuk mengatasinya. Memperkenalkan antagonis (masalah) mengarahkan audiens pada pahlawannya (solusi). Masalah harus diungkapkan terlebih dahulu, sebelum memperkenalkan solusinya.
- Menyambut Datangnya Sang Pahlawan Setiap presentasi Steve Jobs memperkenalkan seorang pahlawan yang akan menolong audiens. Pahlawan ini memberikan cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu, keluar dari status quo, dan menginspirasi orang agar menerima inovasi. Setelah Steve Jobs memperkenalkan tokoh antagonis (keterbatasan produk yang ada sekarang), ia lalu memperkenalkan pahlawannya, mengungkapkan suatu solusi yang akan membuat hidup lebih mudah dan lebih dapat dinikmati.
- Menciptakan Pengalaman Steve tidak sekedar memberikan presentasi. Tetapi dia mengajak para audiens untuk menciptakan suatu pengalaman yang tidak terlupakan bersama Apple.
- Salurkan Zen dalam Diri Mereka Kesederhaaan adalah faktor kunci dalam semua desain produk-produk Apple. Jobs menerapkan filosofi yang sama ketika mendesain slide presentasinya. Setiap slidenya sangat sederhana, sedikit kata, visual, memukau, serta tanpa bullet point. Jobs memfokuskan satu tema saja untuk setiap slidenya, kemudian melengkapinya dengan kata yang singkat atau gambar.
- Dandani Angka-Angkanya Data-data statistik yang membosankan tidaklah berarti ketika disampaikan kepada audiens, karena ini sulit dicerna. Steve Jobs mendandani penyajian angka-angka ini sehingga bisa membuatnya lebih hidup. Selain itu yang tak kalah penting adalah membahas angka-angka dalam konteks yang relevan dengan audiensnya. Misalnya ketika Steve Jobs memperkenalkan iPod. Dia memperkenalkan iPod bukan dengan mengungkapkan kapasitas penyimpanan memorinya yang mencapai 5 gigabyte. tetapi dia mengatakan, "Seribu lagu dalam saku Anda". Angka-angka jarang beresonansi dengan audiens sampai angka-angka itu ditempatkan dalam sebuah konteks yang dapat dipahami oleh mereka. Cara terbaik untuk membantu mereka memahaminya adalah membuat angka itu relevan dengan sesuatu yang sudah familiar dengan mereka. Metode penyampaian angka-angka melalui perangkat retorika seperti analogi merupakan cara yang efektif untuk mendadani angka-angka yang akan dipresentasikan sehingga lebih menarik.
- Gunakan Kata-Kata Luar Biasa Stece Jobs seringkali menggunakan kata-kata "keren", "luar biasa", dan "memukau" di depan audiens. Hal ini dilakukan sebagai bentuk untuk menggambarkan pandangan pribadinya mengenai produk dan ide yang dia presentasikan. Dalam hal ini dia memposisikan dirinya setara dengan audiensnya. Dia juga merupakan penggemar fanatik produk-produk Apple. Dan inilah yang membuat Steve tampak selalu dekat di hati para penggemarnya. Jobs menggunakan kata-kata yang sederhana, jernih, dan langsung bebas dari istilah-istilah teknis dan kompleksitas. Dan dia menyampaikannya dengan percaya diri, serta menikmatinya. Ketika diwawancarai oleh majalah Fortune untuk menjelaskan fitur interface dari sistem operasi OS X yang baru dari Apple, maka Jobs menyatakan, "Kami membuat tombol-tombol di layar terlihat sangat manis sampai-sampai Anda ingin menjilatinya."
- Berbagi Panggung Dominasi pengaruh Steve Jobs dalam kesuksesan Apple, ternyata tidak membuatnya buta hati. Dia seringkali berbagi panggung presentasinya dengan orang lain. Jobs berbagi panggung dengan rekan-rekannya di Apple seperti Jony Ive (Wakil Presiden Desain senior Apple) dimana Ive memberikan presentasi mengenai desain notebook Apple yang lebih tipis dan ringan kepada audiens selama enam menit. Jobs juga pernah berbagi panggung dengan Paul Otellini, CEO Intel, dimana Otellini naik ke panggung dengan berseragam laboraturium ultra steril untuk menyerahkan keping siikon kepada Jobs, dan menyatakan bahwa processor Intel siap bekerja di perangkat OS X. Pesaing Steve yakni Bill Gates juga sempat terlihat satu panggung bersamanya di MacWorld Expo di Boston tahun 1997. Sekalipun hanya melalui siaran secara langsung via satelit dimana Jobs mengumumkan sebuah kerjasama antara Apple dengan Microsoft. Tidak hanya itu, dalam presentasi tahun 1999, Noah Wyle, seorang aktor serial TV "ER", berpakaian persis seperti Steve Jobs dan melakukan presentasi keynotes. Sekilas penampilannya ini menipu sejumlah audiens, terutama yang duduk agak jauh dari panggung. Lalu muncullah Steve Jobs yang asli dan memeriahkan panggung dengan senda gurau. Jobs memberi tahu audiens, "Saya mengundang Noah di sini untuk melihat bagaimana saya beraksi dan karena ia lebih mirip dengan saya daripada saya!"
- Hiasi Panggung Dengan Properti Demonstrasi memainkan peranan penting dalam presentasi. Jobs melakukan sejumlah demo sesuai kebutuhan dalam durasi yang pendek, manis, dan substansial. Jobs mengakhiri demo iPhone dengan menunjukkan bagaimana menjalankan Google Map pada perangkat tersebut. Ia mencari lokasi Starbucks di San Francisco yang menjadi lokasi presentasi. Daftar restoran Starbucks muncul di telpon, dan Jobs berkata kepada audiens, "Mari kita telpon." Seorang karyawan Starbucks mengangkatnya dan berkata, "Selamat pagi, Starbucks, ada yang dapat saya bantu?" "Ya," kata Jobs, "Saya ingin memesan emapat ribu latte. Tidak, hanya bercanda. Salah sambung. Selamat Pagi."
- Ungkapkan Momen-Momen yang Mengejutkan Jobs mempunyai bakat untuk mendramatisasikan presentasinya. Pada saat audiens menyangka bahwa mereka telah melihat dan mendengar semua yang akan disampaikan Steve Jobs, dia memberikan momen kejutan yang tidak disangka-sangka. Momen tersebut direncanakan dan ditulis agar memberikan dampak maksimum.
- Memoles dan Melatih Diri
- Kuasai Panggung Bahasa tubuh dan penyampaian secara verbal membentuk sekitar 63 hingga 90 persen pada kesan yang ditinggalkan pada audiens. Penyampaian presentasi oleh Steve Jobs sebanding dengan kekuatan dari kata-katanya. Tiga keterampilan bahasa tubuh yang selalu tampak dari Steve Jobs adalah kontak mata, postur terbuka, dan isyarat tangan. Selain itu, Jobs juga melengkapi drama dari alur ceritanya melalui empat teknik penyampaian: infleksi (nada suara), jeda, volume, kecepatan. Kesemua unsur ini berhasil dioptimalkan oleh Steve dalam presentasinya sehingga tercipta ketegangan, antusiasme, dan perasaan yang meluap-luap.
- Buatlah Seolah Tanpa Upaya Kemampuan yang luar biasa dari seorang Steve Jobs dalam melakukan presentasi, tidaklah didapatkan dengan cara instan. Ini didapatkan melalui latihan demi latihan secara komprehensif dan konsisten. Persiapan yang tak kenal lelah merupakan suatu cara yang efektif untuk bisa menampilkan sebuah presentasi yang benar-benar memukau. Buah dari persiapan yang matang adalah sebuah presentasi yang benar-benar mengalir.
- Pakailah Pakaian yang Sesuai Jobs memilih model pakaian yang sangat sederhana, dan selalu sama jenisnya ketika dia melakukan presentasi. Sebuah turtleneck, sebuah blue jeans, dan sepatu olahraga warna putih. Bagi Steve Jobs, berpakaian seperti ini bukanlah suatu hal yang masalah ketika melakukan presentasi, karena dia adalah seorang Steve Jobs. Namun, untuk Anda, sepertinya harus berpikir berkali-kali untuk menirunya, karena bisa saja ini menjadi sebuah bunuh diri karakter.
- Buang Naskahnya Jobs berbicara pada audiens, bukan pada slide presentasinya. Dia melakukan kontak mata yang kuat dengan para audiens karena dia telah berlatih secara efektif untuk melakukannya. Latihan berjam-jam membuat Steve tidak lagi mengalami kesulitan untuk malakukan presentasi tanpa harus melihat slide.
- Nikmatilah Meskipun persiapan yang matang telah disusun sedemikian sempurnanya, namun terkadang sesuatu yang berjalan tidak sesuai rencana terjadi. Akan tetapi, Steve Jobs sama sekali tidak terganggu mengenai kesalahan teknis ini, karena dia menikmati setiap presentasinya. Jobs memperlakukan setiap presentasinya untuk infotainment (informasi dan hiburan), karenanya dia menikmatinya.