Saling Berbagi Pengetahuan, Pemikiran dan Cerita Terkait Agama, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Kesehatan, Lingkungan, Energi, Bisnis, Manajemen, Sosial, Budaya, Sejarah, Dll
Kamis, 17 Maret 2011
KAPAN MENIKAH?
Terdapat sebuah anekdot lucu yang pernah disampaikan oleh salah seorang rekan kerja di kantor. Anekdotnya adalah sebagai berikut.
Pada suatu ketika, seorang pemuda lajang bertemu dengan seorang yang dituakan (Orang Tua) di suatu pesta pernikahan. Si Orang Tua, yang mengetahui bahwa si Pemuda belum kunjung menikah, kemudian berkata kepada pemuda tersebut, "Kapan nyusul?".
Mendengar sapaan si Orang Tua tersebut, si Pemuda pun senyum-senyum tersipu malu tidak menjawab, lalu diapun menghilang dari jangkauan pandangan si Orang Tua.
Maklum, si Pemuda memang merupakan lajang tulen di kampung. Bukan karena dia tidak mau menikah atau karena kurang usahanya, tetapi karena memang belum ada wanita yang merespon i'tikad baiknya.
Pada kesempatan yang lain, kedua orang ini bertemu kembali, namun kali ini mereka bertemu dalam suatu acara pemakaman seorang warga kampung yang meninggal dunia. Kemudian si Pemuda pun tanpa basa-basi menyapa si Orang Tua dan berkata, "Kapan nyusul, Pak?".
Anekdot di atas, dapat dikategorikan sebagai ungkapan sinisme dan sentimentil. Dimana seorang pemuda melakukan suatu sindiran serangan balik kepada si Orang Tua dengan menyampaikan suatu ungkapan yang sama, namun dalam kondisi berbeda.
Akan tetapi, di dalam anakedot tersebut, apabila bisa kita renungkan lebih jauh, sebenarnya terkadung suatu pesan. Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut.
Seseorang bisa saja telah melakukan usaha-usaha sebatas apa yang bisa dia lakukan untuk melakukan suatu kebaikan. Kebaikan ini bisa berupa apa saja sesuai dengan norma yang berlaku di tengah masyarakat, misalnya seperti yang diceritakan dalam anekdot di atas, kebaikan itu adalah menikah.
Namun, bisa saja Allah SWT belum menghendaki orang tersebut untuk berhasil melakukan kebaikan yang diinginkannya tersebut. Bentuk dari hal ini bisa berupa terdapat suatu halangan (udzur) misalnya karena belum punya penghasilan, belum mendapat restu orang tua, ada permasalahan keluarga, dan yang semacamnya. Atau bisa juga karena ada kebaikan lainnya yang lebih prioritas bagi dirinya untuk dilakukan.
Akan tetapi, seringkali masyarakat sekitar memberikan penilaian secara sepihak, tanpa adanya kemauan untuk menelusuri lebih jauh mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi pada diri seseorang.
Masyarakat telah kehilangan society wisdom (kebijaksanan sosial), dimana yang sering ditampilkan oleh masyarakat kita saat ini adalah lebih merupakan bentuk dari pandangan-pandangan sentimentil mereka terhadap lingkungan sekitarnya.
Seringkali masyarakat memaksakan suatu kebaikan pada seseorang dari sudut pandang mereka sendiri. Padahal, apabila kita bisa memahami kondisi orang lain, barangkali kita bisa mengetahui sebenarnya kebaikan apa yang terbaik untuk diri seseorang dalam suatu kondisi yang sedang dia hadapi sekarang.
Dengan cara berpikir yang seperti ini, maka akan terbentuk suatu masyarakat yang berbudayakan cara berpikir solutif atau mampu memberikan solusi terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di tengah-tengah mereka, bukan masyarakat yang gemar mengomentari tanpa adanya solusi.
Informasi-informasi yang didapat akan ditelusuri lebih jauh sehingga mendekati pada fakta, menganalisanya sesuai tingkat pemahamannya, sehingga akan dapat dirumuskan suatu solusi.
Sedangkan yang terjadi pada masyarakat saat ini adalah mereka mendapat informasi, lalu sesegera itu juga mereka menyampaikannya kepada orang lain, maka hal inilah yang kemudian membentuk social judgment (penilaian soial) yang dangkal terhadap seseorang. Padahal informasi itu belum tentu informasi yang benar, atau informasinya benar tetapi kurang lengkap.
QS. Al Hujurat ayat 6: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Dalam kasus anekdot di atas, si Orang Tua mendapatkan informasi bahwa si Pemuda lajang belum menikah, maka dia pun langsung memberikan komentarnya yang menyuruh si Pemuda lajang untuk segera menikah. Padahal barangkali ada informasi lainnya mengenai si Pemuda tersebut, yang belum diketahui oleh si Orang Tua, misalkan: orang tua atau saudara si Pemuda sedang manghadapi masalah, si Pemuda belum mempunyai penghasilan yang memadai untuk menikah, si Pemuda sedang memprioritaskan untuk melanjutkan sekolah, dan lain sebagainya.
Apabila si Orang Tua mau untuk menelusuri lebih lanjut informasi mengenai si Pemuda tersebut, lalu dia menganalisanya berdasarkan tingkat kebijaksanaan yang dia miliki, tentu si Orang Tua akan mengeluarkan komentar-komentar yang lebih konstruktif atau motifatif.
LOMBA POSTER K3
Terdapat lomba design poster tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan kerja) tahun 2011 di kantor. Mengetahui hal ini, langsung ada niatan dalam diri saya untuk mengikuti lomba ini. Selanjutnya saya mencoba mencari inspirasi untuk membuat poster yang sesuai dengan tema K3. Setelah dipikir-pikir dan diimajinasikan, oh saya ada ide!
Saya cari gambar spiderman, lalu dapatlah gambar berikut.
Selanjutnya saya mengumpulkan sejumlah model sebisa yang saya dapatkan di kantor. Saya meminta tolong rekan kerja untuk berpose selayaknya spiderman seperti gambar di atas, tetapi dengan memakai body harness. Akan tetapi tentu saja tidak dalam posisi bergelantungan seperti dalam gambar spiderman di atas. Saya tidak sekejam itu friend.
Lalu saya minta dia lagi untuk berpose dengan mengenakan helm safety yang memiliki tali pengaman atau tali pengikat.
Model yang lain saya minta untuk mengenakan helm safety yang berwarna putih.
Model-model tersebut saya rahasiakan identitasnya karena menyangkut privasi. He...he..he...(Sebenarnya takut kena marah karena pasang tampang orang tanpa bayar).
Selanjutnya saya ambil sejumlah item dari foto-foto para model, yaitu body harness, tali helm safety, dan helm safety warna putih. Dan dengan sedikit sentuhan modifikasi grafis....
Jadilah poster K3 yang saya maksud seperti dalam imajinasi saya yaitu sebagai berikut.
Poster ini cukup kompeten dalam Lomba K3 tahun 2011 kali ini, dimana masuk dalam nominasi juara. Hadiahnya juga lumayan buat beli gorengan untuk dimakan bersama rekan-rekan sekantor.
Saya cari gambar spiderman, lalu dapatlah gambar berikut.
Selanjutnya saya mengumpulkan sejumlah model sebisa yang saya dapatkan di kantor. Saya meminta tolong rekan kerja untuk berpose selayaknya spiderman seperti gambar di atas, tetapi dengan memakai body harness. Akan tetapi tentu saja tidak dalam posisi bergelantungan seperti dalam gambar spiderman di atas. Saya tidak sekejam itu friend.
Lalu saya minta dia lagi untuk berpose dengan mengenakan helm safety yang memiliki tali pengaman atau tali pengikat.
Model yang lain saya minta untuk mengenakan helm safety yang berwarna putih.
Model-model tersebut saya rahasiakan identitasnya karena menyangkut privasi. He...he..he...(Sebenarnya takut kena marah karena pasang tampang orang tanpa bayar).
Selanjutnya saya ambil sejumlah item dari foto-foto para model, yaitu body harness, tali helm safety, dan helm safety warna putih. Dan dengan sedikit sentuhan modifikasi grafis....
Jadilah poster K3 yang saya maksud seperti dalam imajinasi saya yaitu sebagai berikut.
Poster ini cukup kompeten dalam Lomba K3 tahun 2011 kali ini, dimana masuk dalam nominasi juara. Hadiahnya juga lumayan buat beli gorengan untuk dimakan bersama rekan-rekan sekantor.
Kamis, 10 Maret 2011
HANA TAJIMA, JAPANESE GIRL MUSLIMAH
Seorang wanita cantik blasteran Jepang-Ingris memperkenalkan suatu mode berbusana muslimah yang trendi tanpa harus meninggalkan kaidah-kaidah syariah Islam. Dia adalah Hana Tajima Simpson.
Hana Tajima memulai profesi sebagai desaigner semenjak berumur 5 tahun. Kedua orang tuanya adalah seniman. Kondisi ini merupakan potensi yang baik bagi Hana kecil untuk mengembangkan bakat seninya.
Pada saat Hana berumur 17 tahun, sekitar 6 tahun lalu, dia memeluk islam. Sebelum mengucap dua kalimat syahadat, Hana adalah seorang pemeluk Kristen. Ia tumbuh di daerah pedesaan di pinggiran Devon yang terletak di sebelah barat daya Inggris. Di tempat tinggalnya itu tidak ada seorang pun warga yang memeluk Islam.Persentuhannya dengan Islam terjadi ketika Hana melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi.
Dalam pandangan Hana saat itu, teman-temannya yang beragama Islam terlihat berbeda. bagi Hana, mereka terlihat menjaga jarak dengan beberapa mahasiswa tertentu. Mereka juga menolak ketika diajak untuk pergi ke pesta malam di sebuah klub. Hana memandang hal itu justru sangat menarik. Terlebih, teman-temannya yang Muslim dianggap sangat menyenangkan saat diajak berdiskusi membahas materi kuliah. Menurut dia, mahasiswa Muslim lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca di perpustakaan ataupun berdiskusi.
Dari teman-teman Muslim itulah, secara perlahan Hana mulai tertarik dengan Islam. Sejak saat itu pula, Hana mulai mempelajari Islam dari sumbernya langsung, yakni Alquran. Dalam Alquran yang dipelajarinya, ia menemukan fakta bahwa ternyata kitab suci umat Islam ini lebih sesuai dengan kondisi saat ini.
“Di dalamnya saya menemukan berbagai referensi seputar isu-isu hak perempuan. Semakin banyak saya membaca, semakin saya menemukan diriku setuju dengan ide-ide yang tertulis di belakangnya dan aku bisa melihat mengapa Islam mewarnai kehidupan mereka,” ungkapnya.
Rasa kagumnya terhadap ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Alquran pada akhirnya membuat Hana memutuskan untuk memeluk Islam.
Tak semua Muslimah tergerak untuk menutup auratnya dengan mengenakan jilbab. Namun bagi Hana Tajima, jilbab adalah identitas seorang Muslimah. “Saya mulai mengenakan jilbab pada hari yang sama di saat saya mengucapkan dua kalimat syahadat. Ini merupakan cara yang terbaik untuk membedakan kehidupan saya di masa lalu dengan kehidupan di masa depan,” paparnya seperti dikutip dari hijabscarf.blogspot.com.
Keputusannya untuk mengenakan jilbab kontan memancing reaksi beragam dari orang-orang di sekitarnya, terutama teman dekatnya. Sebelum mengenakan jilbab, Hana paham betul dengan semua konotasi negatif yang disematkan kepada orang-orang berjilbab.
Dalam blog pribadinya Hana mengakui bahwa menjadi seorang Muslimah di sebuah negara Barat dapat sedikit menakutkan, terutama ketika para mata di sekitarnya menatap dengan tatapan aneh.
"Being a Muslimah in a western country can be a bit daunting especially when it comes to the stares!" Ungkap dia. (-Menjadi Muslimah di negara barat cukup menakutkan terutama ketika kita terlihat di muka umum)
Maklum saja, di negara-negara Barat, sebagian penduduknya telah terjangkit Islamofobia. Tak sedikit, Muslimah yang mengalami diskriminasi dan pelecehan saat mengenakan jilbab. Bahkan, di Jerman beberapa waktu lalu, seorang Muslimah dibunuh di pengadilan karena mempertahankan jilbab yang dikenakannya. (Berita mengenai ini salah satunya bisa dilihat di sini)
Peristiwa-peristiwa semacam ini tentunya menjadi teror bagi setiap kaum muslimah yang ingin mengenakan jilbab. Hal inilah yang menjadi salah satu motivasi bagi Hana Tajima untuk bisa memberikan kontribusi demi memotivasi kaum muslimah.
“I wanted to create something that would help Muslimah’s everywhere keep motivated.” ujar Hana. - (Saya ingin membuat sesuatu yang akan membantu setiap muslimah dimanapun termotivasi)
Kini, label "Maysaa" yang dibawanya telah dilepas ke pasar dunia dan mendapat apresiasi positif. Bukan hanya dari kalangan Muslimah sendiri, namun juga dari kalangan di luar Islam. Hana dan "Maysaa"-nya telah menjadi ikon busana muslimah di seluruh dunia.
Pada tonguechic.com Hana berpesan kepada seluruh kaum muslimah, "Don't get caught up in what looks good on other people, just to fit in. You have to find something you're comfortable with, a look that expresses your personality."
(-jangan terjebak pada apa yang menurut pandangan orang bagus, dan kemudian menyusuaikan dirimu terhadap pandangan tersebut. Kamu harus menemukan suatu cara berpenampilan yang membuatmu nyaman, yang mengekspresikan kepribadianmu).
Kepribadian seorang Muslimah dapat dilihat dari cara dia berbusana yang sesuai dengan syariah Islam, yaitu dengan mengenakan jilbab. Seorang Muslimah yang beriman tentunya akan merasa nyaman apabila dia menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
REFERENSI
Langganan:
Postingan (Atom)