Coba-coba nulis novel. Kebetulan muncul inspirasi. Mudah-mudahan bisa kelar dan tidak mandek seperti yang lain. Dan juga yang paling penting, ada penerbit yang mau nerbitkan. Heheheeh. Berikut sepenggal kisahnya :
*****************
"Mainan terus...mainan terus!", omelnya dengan nada tinggi.
Sontak diriku kaget mendengar suara pemecah keheningan itu. Hampir saja mainan-mainan rapuh yang terpajang di lemari tersenggol jemari yang tak siap.
"Dasar laki-laki, tidak pernah dewasa!" Lanjut dia tampak kesal.
Kulepaskan nafas panjang. Cepat-cepat kupandangi wajahnya. Kulayangkan jurus senyum peredam amarah seperti biasanya. Dia pun segera memalingkan muka. Tak sudi menampung senyumku.
Bibir manisnya merapat menegang, membentuk suatu pola bulan sabit kecil terbalik. Wajahnya memerah. Kupikir sebentar lagi tanduknya akan keluar dan amarahnya meledak-ledak. Ini yang kukhawatirkan.
Tapi, tetap saja bisa kulihat potensi senyumnya yang ditahan-tahan dari gerakan-gerakan mikro otot-otot pipinya yang mulus dan mendinginkan bak marmer masjidil haram. Aku selalu tahu. Jurus senyum peredam amarah tidak pernah gagal mengusir bisikan iblis.
Kian sibuk tangan gemulainya, menyibak-nyibak cepat kaca jendela yang sebenarnya sudah bersih kinclong dengan kemucing bulu sintetis belang tiga. Kemarin kubelikan kemucing lucu yang seperti bulu kucing itu di pasar malam dadakan.
Di tengah rasa kesalnya, mulai muncul gaya centilnya. Menggemasi kaca jendela. Menusuk-nusukkan ujung kemucing. Duh, kasihan kaca jendela tak berdosa itu. Jadi pelampiasan kekesalan sekaligus kegemasan.
Sadarlah aku dari khilafku. Mungkin dia sebenarnya tidak kesal pada hobiku yang tampak kekanak-kanakan. Kiranya dia pikir waktuku di rumah lebih banyak dihabiskan dengan mainan daripada dengannya. Padahal baru sekitar lima menit saja aku menyentuh mainan itu. Sekedar ingin melihat-lihat dan membersihkannya kalau berdebu. Tampaknya itu hanya pertanda cemburu. Cemburu pada mainanku.
"Cinta Bukan Maenan" by AKA 😅🙏🙏
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan beri komentar barupa kritik dan saran yang membangun demi kemajuan blog saya ini. Jangan malu - malu!