Para ilmuwan, telah melakukan berbagai pengamatan, penelitian, dan kajian mengenai gejala alam dan sosial. Hasil kajiannya kemudian dirumuskan ke dalam sejumlah teori dan rumusan ilmiah. Dalam suatu kajian di berbagai disiplin keilmuan, seringkali terdapat sejumlah gagasan ilmiah, beberapa diantaranya saling mendukung dan sebagiannya saling bertentangan. Pada akhirnya didapatlah kesepakatan mengenai rumusan ilmiah yang terbaik mengenai suatu gejala alam dan sosial.
Di bidang fisika kita mengenal rumus hukum alam sederhana seperti:
F = m x a
Gaya (F) adalah massa (m) dikali percepatan (a)
Atau mengenai hukum kekekalan energi yang disebut juga Hukum I Termodinamika, dimana dinyatakan bahwa "Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya."
Rumusannya yaitu:
∆U = Q - W
Dimana perubahan energi dalam (∆U) dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor (Q) yang disuplai ke dalam sistem dan kerja (W) yang dilakukan terhadap sistem.
Sedangkan di bidang ekonomi kita mengenal teori ekonomi klasik seperti yang keluar dari pemikiran salah satu tokoh seperti Adam Smith. Ide utama yang diajukan oleh Smith adalah pasar yang meregulasi dirinya sendiri. Smith berkeyakinan bahwa sebuah sistem pasar besar akan mengatur dirinya sendiri dengan menjalankan aktivits-aktivitas masing-masing bagiannya secara sendiri-sendiri, dan terspesialisasi. Sistem pasar tidak perlu mendapatkan arahan tertentu dari pemerintah. Hal ini yang biasa disebut sebagai "invisible hand".
Berbeda dengan Smith, Keynes merumuskan teori ekonomi dimana campur tangan pemerintah dalam pasar justru dibutuhkan. Negara dalam momen-momen tertentu harus bertindak untuk mengatasi kegagalan pasar. Fungsi negara diperlukan untuk mencegah terjadinya resesi ekonomi akibat rendahnya agregat permintaan (under consumtion). Tujuan dari tindakan ini untuk memulihkan kembali aktifitas ekonomi sehingga tingkat kehidupan dan kesejahteraan rakyat dapat terus berlangsung. Intervensi pemerintah lebih banyak dipakai untuk stabilisasi ekonomi dengan berkutat pada area berikut, yakni memanipulasi permintaan agregat, memperkuat sektor keuangan, dan stabilisasi harga. Sebagian besar hal itu dilakukan dengan memanfaatkan kebijakan fiskal pemerintah.
Dari kesemua rumusan keilmuwan yang digagas, satu hal yang harus selalu kita pegang yaitu bahwa semua usaha manusia dalam merumuskan gejala alam dan sosial ke dalam bahasa keilmuwan tidaklah akan berhasil tanpa seizin Allah. Ilmu-ilmu yang didapatkan manusia, sesungguhnya adalah pemberian dari Allah. Semua ilmu bersumber dari Allah, karena hanya Dialah Yang Maha Mengetahui. Dan manusia hanya diberi sedikit dari ilmu-Nya.
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. (QS. Al Baqarah : 255)
Dalam penciptaan dan sistem kerja langit dan bumi diberlakukan suatu tatanan aturan atau sunnatullah. Ini dilakukan agar kehidupan yang disokong oleh kinerja alam semesta terus berlangsung sampai hari kiamat, sesuai dengan yang dikehendaki Allah.
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS. At Thalaq:12)
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata. (QS. Al An 'Aam : 59)
Dalam kehidupan dunia, dimana manusia tinggal, juga terdapat pola-pola alur kehidupan yang merupakan sunnatullah dari sang Maha Pencipta. Sunnatullah dalam kehidupan umat manusia ini disusun dengan tatanan yang sedemikian rupa sehingga roda kehidupan senantiasa terpelihara dan dinamis. Hal ini juga dalam rangka menjalin runutan ujian bagi manusia. Agar bisa dibedakan mana diantara hamba-hamba-Nya yang beriman dan mana yang tidak.
Sunatullah Allah dalam kehidupan manusia, dijelaskan dalam Al Quran dan dari apa-apa yang disampaikan Rasulullah. Ada ketetapan-ketetapan yang telah terbukti terjadi, misalkan ketetapan mengenai kemenangan bangsa Romawi terhadap Persia, setelah sebelumnya bangsa Romawi mengalami kekalahan.
Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, (QS. Ar Ruum : 2,3,4)
Ada juga sunnatullah yang berlaku terhadap sekumpulan manusia, suatu kaum atau suatu umat. Seperti misalnya Allah tidak akan membinasakan suatu kaum sebelum dikirim terlebih dahulu seorang Nabi atau Rasul dariNya yang bertugas memberikan teguran dan peringatan kepada kaum tersebut. Atau contoh lainnya ialah Allah tidak akan membiarkan adanya suatu kaum yang berlaku sewenang-wenang terhadap kaum-kaum lainnya kecuali Allah akan hadirkan sekelompok manusia lainnya yang bertugas menjadi penyeimbang atas kelompok yang berlaku zalim tersebut.
Sunnatullah lainnya yang disebutkan dalam Al Quran adalah mengenai ketentuan terhadap mereka yang bersabar, dimana mereka bisa mengalahkan musuh sekalipun jumlah musuh yang dihadapi lebih banyak:
Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.(QS. Al Anfaal : 65)
Apabila soorang yang beriman, selain bersabar juga bertakwa kepada Allah atas tipu daya musush-musuh Allah, maka segala tipu daya itu tidak akan membahayakannya.
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudaratan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (QS. Al Imron : 120)
Orang-orang yang sabar adalah yang pada akhirnya akan menang.
Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang." (QS. Al Mu'minun : 111)
Ada juga ayat dalam Al Quran mengenai ketetapan hukuman yang berlaku bagi orang atau kaum yang zalim.
Jika Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya. (QS. An Nahl : 61)
Bagi mereka yang mengada-adakan suatu aturan yang tidak didasarkan pada aturan Allah, maka ketetapannya adalah mereka akan dimasukkan ke dalam golongan yang tidak beruntung. Mereka akan mendapatkan dibinasakan dengan azab.
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (QS. Al Nahl : 116)
Berkata Musa kepada mereka: "Celakalah kamu, janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa". Dan sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakan kedustaan. (QS. Thaha : 61)
Bagi mereka yang bersedekah, Allah telah menjanjikan mengenai sunnatullah yang akan didapatkan, yakni ganti yang berlipat ganda dari apa-apa yang disedekahkan.
Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. (QS. Al Hadid : 18)
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah : 261)
Dalam setiap sisi kehidupan, manusia akan selalu tercakup dalam ketentuan Allah. Manusia harus yakin akan ketetapan Allah ini, rela, dan berserah diri padanya. Sekalipun beberapa ketetapan tidak bisa dicerna dengan akal dan perasaan, atau dalam kasus lain, sunnatullah ditunggu-tunggu tetapi tidak kunjung datang. Manusia yang beriman harus selalu tetap menyatukan niat, berjuang sepenuh hati, dan istiqomah di jalan Allah, serta tetap meyakini bahwa ketetapan Allah pasti berlaku.
Barang siapa yang rela dengan ketetapan Allah maka ketetapan itu berlaku padanya dan ia mendapatkan pahala. Dan barang siapa yang tidak rela dengan ketetapan Allah maka ketetapan itu juga tetap berlaku padanya, sedangkan ia terputus amalnya. (Ali bin Abi Thalib/Mukhtashar Minhajul Qashidin, al Maqdisi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan beri komentar barupa kritik dan saran yang membangun demi kemajuan blog saya ini. Jangan malu - malu!